KETIKA DAUN TAKDIRMU GUGUR

0
312

Tak sanggup kuhirup udara
ketika partikelmu hadir bersenyawa.
melukai dinding kanal hidungku.
membuat edmoidku berdenyut-denyut,
menahan kebersamaan yang terenggut

Betapa kejam Covid-19 mencengkerammu
meregangkan harap dari ragamu yang rapuh
Ventilator menjadi temanmu bicara
Langit-langit menjadi temanmu bercerita
Lantai menjadi temanmu bercanda

Tak sanggup kubuka mata,
ketika dalam cahaya kulihat bayangmu
ketika dalam gelap kulihat lambaianmu
Pun ketika kelopak mataku terpejam
wajahmu masih menari-nari di situ.

Kaulah pengalam yang tengah merambah kesepian
Berdendang dalam diam, sebelum malaikat datang
Membalut ketakutan dengan doa-doa
Mengadu pada dinding yang itu-itu juga
Memandang ke luar pada jendela yang sama
Memeluk dunia dalam layar saja

Tak sanggup bibirku menjawab
pengakuanmu menerjang bak banjir bandang
Saat waktumu tak lagi tersisa
Saat suku katamu terucap bersama sengal
“Sejak dulu aku cinta”
Lalu sepi.. lalu sunyi…
Daun takdirmu telah gugur.

= Yogyakarta, 16 April 2020 =

Gb: poz.com