Tadkiroatun.id – Pendidikan karakter terkait sedikitnya 6 sistem otak manusia, yakni korkteks prefrontal, sistem limbik, gyrus cingulat, ganglia basal, lobus temporal, dan cereblellum. Otak manusia sangat adaptif sehingga pendidikan menjadi bagian penting untuk membuat 6 sistem otak tersebut berkembang optimal. Pendidikan yang baik akan menghasilkan otak yang sehat. Hal ini berarti pendidikan yang baik menghasilkan karakter yang baik.
Bahasa, menurut psikolinguistik, adalah hasilan khas manusia yang terkait juga dengan hampir 6 sistem otak tersebut. Maka tidak berlebihan apabila pendidikan karakter diintegrasikan ke dalam pendidikan bahasa. Kegiatan berbahasa yang baik, seperti jujur (maksim kualitas), efisien (maksim kualitas), jelas dan tidak meragukan (maksim cara), gayut (relevansi), rendah hati, bijaksana, murah hati, empati, simpati, afiliatif, dan mampu menyelesaikan konflik merupakan out-put pendidikan bahasa yang optimal. Hal ini membawa konsekuensi bahwa guru bahasa harus memiliki pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang menunjukkan fungsi amanat ini. Apabila tidak, pembelajaran bahasa akan mengehasilkan peserta didik yang tidak jujur, tidak santun, bertele-tele, tinggi hati, tidak bijaksana, berlebihan (lebay), egois, cenderung konflik, antipati, dan pendendam.