Abstrak
Tadkiroatun.id – Mengenalkan sastra pada anak dapat dilakukan bersama dengan mengenalkan membaca. Keduanya harus dilakukan dengan benar menyangkut isi yang benar dan prosedur yang benar pula. Sastra anak (usia dini), tetaplah menjadi konsumsi auditoris baru visual. Artinya, sastra anak, pertama-tama tetaplah dibacakan, barulah setelah itu, anak akan memiliki kematangan untuk membacanya sendiri. Pengenalan sastra yang dimaksudkan juga seabgai pengenalan membaca pada anak harus memenuhi kriteria Teale and Sulzby (1991), yakni: (1) dilakukan secara natural, (2) ada interaksi antara anak dengean teks, (3) ada bantuan dari orang dewasa, (4) terkait dengan pajanan lingkungan, (5) melihat masa peka. Dengan demikian, besar kemungkinan anak memperoleh literasi awal secara aman dan alami karena keterlibatan kerja kognitif, sosial, emosi, dan unsur fisiologis alat ucap (Steinberg, 2001). Untuk itu diperlukan teks yang tepat.
Teks pelangi merupakan teks bermuatan sastra anak mini yang mengakomodasi isi dan prosedur pengenalan membaca. Disebut sastra anak mini karena teks pelangi berisi cerita mini, kurang lebih 5-10 kalimat, yang diperuntukkan anak usia 4-6 tahun. Teks ini dilengkapi dengan gambar, dibuat dengan standar warna aksara, dibuat dalam tiga tingkat kesulitan, dan dilakukan sambil bermain. Sesuai tingkat persepsi anak, teks ini mengenalkan literasi dini pada anak melalui bacaan yang fokus pada warna, baru kemudian berfokus bentuk, dan kacauan keduanya.
Teks pelangi pernah diuji-coba lapangan kepada 8-0 anak di 4 KB-TK di DIY selama 2 bulan, dan diperoleh hasil bahwa teks pelangi dapat (1) meningkatkan minat baca anak dari 30,18 ke 34,16 (berdasarkan dimensi minat baca Linda Baker dan Allan Wigfield), (2) meningkatkan keaksaraan literasi dini). Selain itu, teks pelangi memiliki fleksibilitas isi, karena teks dapat diganti sesuai dengan tujuan pendidik, seperti mengenalkan flora-fauna, membina karakter, atau menyajikan cerita. Dibandingkan dengan metode fonik, teks pelangi sebagai bagian dari metode akuisisi literasi ini, lebih diminati anak karena mengandung cerita, mengandung unsur bermain, dan dilakukan dengan kaca pembesar. Berdasarkan uji media diketahui bahwa teks pelangi terkategori layak sebagai media pengenalan membaca anak karena mengandung ketercukupan dimensi bentuk, dimensi fungsi, pemenuhan standar alat, dan ketersediaan.